AWAL APRIL
Dalam sepinya malam yang berlari kelam
ada geliat duka yang kutemukan
ketika seluruh asa bermuara pada sekat-sekat rasa
yang berakhir di pengharapan tak bertepi
di awal April ini ada rindu menumpuk di jantungku
mengais satu demi satu kenangan
lalu perlahan mengaduk almanak
agar puluhan angka itu tak mengulang semua ingatan.
ada geliat duka yang kutemukan
ketika seluruh asa bermuara pada sekat-sekat rasa
yang berakhir di pengharapan tak bertepi
di awal April ini ada rindu menumpuk di jantungku
mengais satu demi satu kenangan
lalu perlahan mengaduk almanak
agar puluhan angka itu tak mengulang semua ingatan.
Fokus UMSU, April 2013
Pelan-pelan harus terbatasi segala ruang
seketika benih-benih embun itu jatuh menjauh
terbias pada sela-sela dedaun selebar hati
kalbu yang siap disinggahi
dilumuri segala elegi yang melesat kesat
aku pahami rasa yang demikian hampa
menjunjung segala fiksi menjelma sebenarnya mimpi.
seketika benih-benih embun itu jatuh menjauh
terbias pada sela-sela dedaun selebar hati
kalbu yang siap disinggahi
dilumuri segala elegi yang melesat kesat
aku pahami rasa yang demikian hampa
menjunjung segala fiksi menjelma sebenarnya mimpi.
Fokus UMSU, April 2013
SENJA YANG HIJAU
Ini senja di mana aku terakhir kali melihat senyummu
lesung pipi, hangatnya jemari dan manisnya es krim
merangkul kita di waktu yang sendu
meluapkan segala cerita, ihwal segalanya
dan saat itu aku tak pernah berpikir kehilangan matahari
seperti kehilanganmu
dan semesta adanya hanya fana.
lesung pipi, hangatnya jemari dan manisnya es krim
merangkul kita di waktu yang sendu
meluapkan segala cerita, ihwal segalanya
dan saat itu aku tak pernah berpikir kehilangan matahari
seperti kehilanganmu
dan semesta adanya hanya fana.
Fokus UMSU, April 2013
HUJAN KITA
Aku tak pernah alpa meletakkanmu di rerintiknya hujan
terlebih ketika hujan senja yang tak pernah membuat gigil
menemukan sketsa wajahmu di antara bening tetesnya
serupa sebulan lalu yang sama kisahnya
ini hujan kita yang sekian
kunikmati sendiri tanpamu dan secangkir kopi
tanah basah mengingatkanku
padamu yang berlalu sebelum hujan reda.
terlebih ketika hujan senja yang tak pernah membuat gigil
menemukan sketsa wajahmu di antara bening tetesnya
serupa sebulan lalu yang sama kisahnya
ini hujan kita yang sekian
kunikmati sendiri tanpamu dan secangkir kopi
tanah basah mengingatkanku
padamu yang berlalu sebelum hujan reda.
Fokus UMSU, April 2013
Terbit di Harian Analisa-Rabu 10 April 2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar